Life skill adalah kemampuan untuk mengerti dan menangani kondisi sulit yang dihadapi dari lingkungan sekitar.
7 skill ini sebaiknya diajarkan kepada anak agar anak dapat tumbuh mandiri dan bermental kuat.
Daftar isi
1. Cara meminta maaf
Minta maaf bukan sekedar kata-kata. Pahamkan bahwa sebelum minta maaf, dia harus menyadari kesalahannya apa, lalu jika sudah bisa menerima kesalahan itu, baru sampaikan permintaan maaf. Jangan menjadikan kata “maaf” hanya sebagai tiket untuk berdamai (tanpa kesadaran, tidak tulus).
2. Mau berbagi dan murah hati
Beri pemahaman bahwa manusia perlu berbagi kepada sesama. Misalnya dengan berlatih berbagi makanan atau mainan kepada teman atau adik. Anak perlu tahu bahwa berbagi kebahagiaan dengan orang lain akan melipat gandakan kebahagiaan yang kita rasakan dan itu tak ternilai harganya.
3. Menyampaikan perasaan
Emosi berlebihan terjadi karena anak tidak tahu cara mengkomunikasikan perasaannya. Bantu anak untuk mengenali emosi atau perasaannya (sedih, bahagia, kecewa, marah). Saat anak bercerita, hindari menghakimi atau meremehkan perasaannya.
Jadilah orang tua yang bisa menjadi tempat ternyaman bagi anak untuk terbuka soal perasaannya.
4. Menerima penolakan dan kekalahan
Ketika anak mengalami kegagalan, jangan terlalu menekankan pada kesalahannya. Bantu anak untuk memahami pencerahan bahwa kegagalan atau penolakan adalah kesempatan untuk belajar lebih baik lagi.
Selalu dampingi anak dan semangati dia untuk bangkit dan berusaha kembali.
5. Menerima perbedaan
Pahamkan anak bahwa perbedaan adalah hal baik, dan selalu ada sisi-sisi baik yang bisa kita ambil dari berbagai perbedaan. Berikan teladan bagaimana menghargai perbedaan dan bertoleransi.
6. Menghargai orang lain
Dimulai dengan kita menghargai keputusan anak. Jika hal itu bukanlah hal yang ideal menurut pandangan kita, tidak perlu marah, tapi jelaskan dengan baik. Apapun hasilnya, tetap hargai sikap dan keputusannya.
Dengan begitu, anak akan meniru dan paham bagaimana cara menghargai orang lain.
7. Mengetahui batas diri sendiri
Orang yang tidak mengetahui batas dirinya berpotensi mengalami stress bahkan depresi karena beban yang ditanggung terlalu berat. Anak perlu dibimbing untuk menemukan potensinya, bagaimana agar tidak terlalu percaya diri, tahu kapan harus berusaha keras dan kapan harus beristirahat.
Jangan biasakan memforsir anak pada suatu hal.