Sebenarnya adalah hal yang lumrah kalau anak senang teriak-teriak. Tapi memang kebiasaan berteriak ini akan sangat mengganggu jika dilakukan di tempat umum dan tidak mengenal waktu atau kondisi.
Satu hal penting bagi orangtua, jangan marah atau balas berteriak. Bukannya reda, yang ada justru teriakannya akan makin menjadi dan tambah kencang. Kenapa anak suka berteriak dan bagaimana mengatasinya?
Daftar isi
Ada beberapa alasan mengapa anak suka berteriak-teriak, antara lain:
- Mencari perhatian
- Mempraktekan kemampuan bicaranya
- Belum bisa melampiaskan emosi secara positif
- Meniru orang lain
Cara menangani yang benar yakni dengan cara:
1. Abaikan
Kadang sikap mengabaikan diperlukan untuk mengatasi anak yang mencari perhatian dengan berperilaku buruk. Jika sudah diberi tahu bahwa suaranya amat mengganggu, namun ia tetap bicara keras-keras, coba abaikan saja dia.
Setelah ia mau menurunkan volume suaranya, baru kita berikan respon. Ini akan mendorong anak untuk mengubah kebiasaan buruknya itu karena sadar ia hanya akan mendapat perhatian jika ia bicara dengan sopan.
2. Beri Pengertian
Tekankan pada anak bahwa tanpa berteriak pun dia akan mendapat perhatian dari orang tua dan orang di sekitarnya. “Sayang, tidak usah berteriak-teriak gitu. bunda dengar kok.” Hindari kata-kata panjang lebar dan berkesan menasihati.
Pengertian juga bisa diberikan melalui dongeng, bermain atau kegiatan lainnya yang menyenangkan sang anak.
3. Introspeksi
APakah selama ini ada anggota keluarga dewasa yang berkomunikasi dengan nada berteriak? Ajaklah yang bersangkutan menghilangkan kebiasaan bicara dengan nada tinggi kalau tak mau gaya ini ditiru anak.
4. Jadilah Teladan
Bila ingin mengubah cara bicara anak menjadi lebih manis, lemah lembut dan lebih sopan, jadilah teladan baginya. Mulailah dari diri kita untuk bicara lebih lemah lembut dan sopan. Anak sangat suka meniru gaya orang tuanya.
5. Jangan Balas Berteriak
Berteriak untuk menghentikan teriakan anak, justru memicu anak berteriak makin keras. Anak akan berpikir. “Orangtuanya saja suka teriak, masa aku gak boleh!”.
6. Kecilkan Volume TV, Radio, dll
Perhatikan perangkat audio visual di rumah apakah kerap disetel dengan volume tinggi? Ciptakan suasana rumah yang tenang agar anak pun tidak perlu berteriak jika ingin bicara.
7. Latih Anak Mengatur Volume Suaranya
Kadang anak tidak mampu mengatur volume suaranya, sehingga mungkin maksudnya tidak berteriak, tapi suaranya yang keras terdengar seperti berteriak. Anda bisa mencoba bermain bisik-bisik dengan anak. Permainan ini bisa melatih anak untuk mengatur volume suaranya loh.
8. Tunjukkan Cara Mengelola Emosi Dengan Benar
Saat emosi tengah memuncak, terkadang kita terpicu untuk memarahi anak dengan berteriak-teriak. Namun akan lebih positif bila kita dapat mengontrol emosi dan bisa menyelesaikan segala permasalahan dengan tenang.
Dengan begitu, anak akan melihat dan belajar mengendalikan dirinya. Setelah mengetahui bagaimana cara menghadapi anak berteriak-teriak, kira-kira tahukah Anda mengapa anak suka teriak teriak?