detakhukum, Bogor – Guna antisipasi penyebaran virus Corona di (KRL) Commuter Line, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meminta jajaran dilingkungan Pemkot khususnya Dinas Perhubungan (Dishub) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
“Saya sudah keluarkan arahan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam mengantisipasi, diantaranya meminta Dishub dan Dinkes Kota Bogor terus berkoordinasi dengan PT KAI untuk pastikan ketersediaan hand sanitizer dan alat deteksi suhu tubuh di stasiun dan kereta,” kata Bima Arya dikutip sindonews, Kamis (12/03).
Tak hanya itu, pihaknya juga mengimbau kepada para calon penumpang untuk menggunakan masker bagi penumpang yang sedang flu. “Pastikan juga penyemprotan disinfektan di setiap KRL yang memasuki Kota Bogor ketika kereta sudah kosong,” ujarnya.
Bagi ASN Kota Bogor, lanjut Bima, seluruh jajaran Pemkot harus berada di garda terdepan dalam pelayanan dan antisipasi virus Corona. Karena itu harus menjaga kesehatan dan mengatur ritme pekerjaan. “Bagi yang kurang sehat sebaiknya beristirahat di rumah sampai pulih,” katanya.
Tak hanya itu, pihaknya juga meminta Humas Pemkot menggencarkan sosialisasi agar terus membagikan materi sosialisasi yang sederhana dan mudah dipahami tentang pencegahan Corona. “Intensifkan penyebaran materi sosialisasi baik versi cetak maupun digital untuk sosialisasikan pencegahan Corona di seluruh wilayah secara berjenjang dari kecamatan sampai RT RW,” katanya.
Selain itu, Bima juga meminta jajaran Dinkes dan Camat agar memperhatikan fasilitas umum, terkait ketersediaan hand sanitizer dan alat deteksi suhu tubuh di pusat perbelanjaan dan tempat umum lainnya, termasuk hotel dan restoran. “Yang jelas perbanyak dan permudah akses cuci tangan dengan sabun di tempat umum,” katanya.
Terakhir pihaknya meminta agar semua kegiatan dengan skala masa yang banyak untuk ditunda. Bahkan, jika perlu tinjau kembali semua rencana dan izin kegiatan baik Pemkot ataupun warga di seluruh Kota Bogor. “Dishub berkoordinasi dengan Kepolisian untuk meniadakan Car Free Day di Bogor sampai kondisi lebih memungkinkan,” ujarnya.
Plt Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno menambahkan, hingga saat ini orang dalam pemantauan (ODP) virus Corona sebanyak 20 orang.”Tapi itu semua sudah selesai, karena dalam masa waktu 14 hari atau masa inkubasi mereka yang semula terpantau ada panas, batuk, pilek dan sesak. Ternyata negatif,” ujarnya.
Dia menuturkan, ODP ini bertujuan agar lebih mudah memantau dan merawat akan merujuk pada rumah sakit rujukan.”Selama ini orangnya bisa saja dia sehat, tanpa gejala, hanya karena ada gejala atau riwayat pernah pulang dari Cina, Singapura, Malaysia kita pantau. Yang memantau kita petugas dari Dinas Kesehatan, dalam hal ini puskesmas surveilans, tentu ada protapnya,” ucapnya.