Daftar isi
Apa sih Quarter Life Crisis itu?
Quarter Life Crisis adalah periode pencarian jati diri yang biasanya terjadi antara usia 25 sampai dengan 30 tahun. Krisis hidup ini bisa sampai menyebabkan depresi. Tapi, bisa juga berfungsi sebagai sebuah titik balik untuk suatu perubahan transformatif.
Lalu, apa sih penyebab dari Quarter Life Crisis?
1. Dilema berbagai pilihan dalam hidup
Apa mau melanjutkan studi? Atau bekerja? Atau menikah? Kalau studi, pilih jurusan apa? Kalau kerja, kerja apa yang cocok?
2. Menentukan makna hidup
Apa makna hidup ini bagimu? Apa tujuan hidupmu? Apa yang kamu kejar? Bagaimana nanti penilaian orang lain padaku? Gimana dengan ekspektasi mereka?
4. Lingkaran pertemanan yang semakin sempit
Saat masih sekolah atau kuliah, mungkin kamu punya banyak teman. Tapi sekarang, teman kamu mulai hilang satu per satu. Mereka punya kesibukannya masing-masing.
5. Masalah percintaan
Mungkin teman kamu mulai banyak yang menikah. Sedangkan kamu masih single. Kamu mulai was-was dan jadi merasa tertekan.
Lalu, bagaimana cara menghadapi Quarter Life Crisis ini?
1. Batasi penggunaan sosial media
Tidak jarang, sosial media menyebabkan munculnya rasa insecure. Misalnya, ketika kamu melihat kehidupan orang lain yang menurutmu lebih keren dan bahagia di Facebook atau Instagram. Lalu, kamu jadi membandingkan dirimu dengan mereka. Terus, kamu malah jadi minder dan sedih.
Di saat ini, sebaiknya kamu lebih fokus pada diri sendiri. Fokuslah menjalani hidupmu sendiri, mengembangkan diri, dan terus bertumbuh.
2. Cari support system
Kamu bisa curhat kepada sahabat atau orang yang kamu percaya. Bercerita kepada mereka yang juga sedang mengalami Quarter Life Crisis atau berkonsultasi dengan mereka yang sudah melewatinya.
Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang mendukungmu. Saling berbagi rasa, pikiran, dan pengalaman akan membuat hatimu jadi lebih lega dan menguatkanmu.
3. Jangan lupakan Tuhanmu
Mengalami krisis hidup akan membuatmu merasa seperti tertinggal sendirian. Tapi ketika kamu kehilangan kekuatan dan pegangan hidup, jangan lupakan Tuhanmu.
Berdoa dan berserah diri akan membantu menenteramkan jiwamu yang sedang berkecamuk dan menguraikan benang pikiranmu yang sedang kusut.
4. Kenali dirimu lebih dalam
Cobalah jawab pertanyaan ini:
- Apa saja kelebihan dan kekuranganmu?
- Bidang apa yang kamu sukai dan kuasai?
- Apa saja nilai pribadimu?
Gapapa, kalau kamu belum bisa menjawabnya. Pada tahap ini, kamu memang perlu banyak melakukan refleksi dan eksplor diri. Kamu bisa membaca buku-buku self help atau mengisi tes-tes psikologi.
5. Lakukan self care
Menjalani fase krisis akan banyak menguras mental dan emosimu. Jadi ketika kamu merasa stress dan mood mu jatuh, lakukan sesuatu yang membuatmu nyaman.
Pasang musik, menyanyi, olahraga, lakukan hobimu. Ingat, orang akan selalu datang dan pergi. Tapi, dirimu akan selalu ada bersamamu selamanya. So, be kind to yourself.
6. Mulai rancang ulang hidupmu
Setelah kamu mampu mengenali dirimu, kini saatnya untuk mengambil langkah yang nyata. Mulailah buka lembaran baru dalam hidupmu. Tentukan apa yang menjadi tujuan hidupmu, yang sejalan dengan nilai yang kamu anut.
Memang, menentukan tujuan hidup itu adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu. Tapi ingat, hidup ada di tanganmu. Berdiam diri atau melangkah maju? itu semua pilihanmu.