detakhukum.id, Bogor – Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Pemerintah Kabupaten Bogor menggelar Tangguh Festival pengurangan risiko bencana gempa bumi tahun 2024, berlangsung di halaman kantor BPBD Kabupaten Bogor, Sabtu (26/10/24). Ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap berbagai potensi bencana yang dapat terjadi di wilayah Kabupaten Bogor.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Ade Hasrat menyampaikan, Kabupaten Bogor memiliki potensi bencana alam dampak dari sesar Baribis merupakan sebuah patahan Bumi terpanjang yang ada di pulau Jawa dimulai dari Tangerang Selatan masuk ke Jakarta Selatan kemudian ke wilayah Depok bergeser ke arah Bekasi, Cileungsi lalu ke Citeureup kemudian Karawang dan berakhir di Majalengka. Sesar ini aktif yang bergerak di 5mm setiap tahun dan pada tahun 1943 pernah terjadi gempa diatas 7.0 SR dan menyebabkan korban dan segala infrastruktur rusak.
“Kami para relawan hadir menyelenggarakan kegiatan ini bukan untuk menakut-nakuti, sesar Baribis megathrust itu merupakan potensi bencana, dan sampai hari ini tidak ada satu alat pun yang paling canggih di dunia pun bisa mendeteksi kapan gempa bumi itu terjadi, tidak ada satu orang ahli pun yang bisa meramalkan gempa bumi itu terjadi.
Ini merupakan sebuah ancaman yang nyata, karena itu kami dari BPBD Pemkab Bogor bekerja sama dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FRB) menggugah kesadaran kita bahwa sungguh kita harus bergerak mempersiapkan diri apabila terjadi bencana, itu tujuan utama diadakannya festival ini,” tegas Ade Hasrat.
Menurut asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspem Kesra) Kabupaten Bogor Zainal Ashari mewakili Pj. Bupati Bogor mengatakan, bahwa bulan pengurangan risiko bencana adalah momen reflektif sekaligus strategi untuk meningkatkan kesadaran dan koordinasi dalam menghadapi risiko bencana yang semakin meningkat.
Pendekatan kolaborasi pentahelix dalam pengurangan risiko bencana, yang melibatkan lima sektor utama yaitu pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, serta media massa. Menawarkan kerangka kerja komprehensif guna memperkuat ketahanan masyarakat terhadap ancaman alam.
“Tangguh Festival ini merupakan upaya konkret untuk melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam upaya mengurangi risiko bencana. Melalui berbagai kegiatan yang menarik dan edukatif, kami ingin menanamkan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan,” ungkap Aspem Kesra.
Masih menurutnya, ancaman terhadap megathrust di Kabupaten Bogor lebih dari kepada guncangan gempa yang kuat dan bisa menimbulkan kerusakan struktur rumah dan bagunan sebagaimana potensi gempa lainnya yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten Bogor. Selain megathrust Kabupaten Bogor juga terancam oleh sesar aktif yakni sesar Cimandiri, sesar Lembang dan yang paling panjang sesar Baribis, yang membentang dari Tangerang melewati Depok dan Kabupaten Bogor hingga ke Majalengka. Jika caesar Baribia terjadi gempa besar akan berdampak di wilayah Kabupaten Bogor
Dengan memahami potensi risiko dan mengintegrasikan upaya mitigasi yang komprehensif, kita dapat mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi, melindungi populasi dan menjaga keberlanjutan pembangunan di tengah tantangan geologis yang dihadapi, sehingga dampak negatif dari bencana alam dapat diminimalisir,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Ketua FRB Kabupaten Bogor Witoro menjelaskan, bulan Oktober ini merupakan bulan pengurangan risiko bencana, hari ini merupakan puncaknya acara bulan FRB dengan menggelar Bogor tangguh festival.
kegiatan ini berlangsung dua hari dari pagi sampai malam bersama seluruh relawan yang ada di Kabupaten Bogor, dan luar Kabupaten Bogor, kemudian sosialisasi dan edukasi tentang bagaimana mitigasi bencana, selanjutnya kita sambung dengan perlombaan tanggap bencana, dimana kita mengantisipasi ketika ada bencana, maka seluruh relawan yang hadir termasuk para pelajar dari sekolah-sekolah siap siaga. (supandi)