Masih banyak orang tua yang sulit mengontrol emosi ketika mendisiplinkan anak. Dimarahi dan dibentak sering menjadi jurus andalan saat anak berulah. Padahal terlalu sering dimarahi dan membentak anak justru akan menimbulkan dampak negatif pada mental Sang Anak.
Hal tersebut tentunya akan membuat Sang anak akan mengalami trauma hingga dewasa kelak. Nah, untuk itu kita sebagai orang tua harus mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan ketika anak sering dimarahi dan dibentak agar kita bisa menasehatinya dengan cara yang lebih baik. Yuk, intip berikut ini enam dampak tersebut:
Daftar isi
1. Anak Jadi Kebal
Inilah dampak yang mungkin sering tidak kita sadari sebagai orang tua. Ketika orang tua terlalu sering memarahi bahkan membentak, maka anak akan menganggapnya sebagai sesuatu hal yang biasa.
Anak pun akan menjadi cuek dan yang lebih parahnya lagi ia akan bersikap bodo amat karena sudah kebal atas semua nasihat dari orang tua.
2. Anak Tidak Belajar Apa-Apa
Seringkali, para orang tua menganggap bentakan bisa membuat anak menurut. Memang anak akan melakukan perintah jika dibentak, tapi hal tersebut ia lakukan karena merasa dirinya ketakutan, buka karena dia mengerti.
Ketika dimarahi dan membentak tanpa penjelasan, anak tidak akan mengerti alasan yang membuat orang tuanya marah, sehingga ia tidak akan belajar tentang apa yang seharusnya ia lakukan.
3. Anak Tidak Percaya Diri
Siapa pun yang dimarahi dan dibentak tentu saja akan merasa sakit hati. Ketika terlalu sering dimarahi dan dibentak karena hal-hal kecil, anak akan merasa bahwa mereka tidak mampu, selalu salah, atau tidak berharga.
Dampak yang terburuk pun akan membuat Sang Anak tumbuh menjadi seorang pribadi yang kurang memiliki rasa percaya diri.
4. Merasa Tidak Disayang
Salah satu dampak berbahaya terlalu sering dimarahi dan membentak anak adalah anak akan berpikir bahwa orang tuanya tidak menyayanginya. Ini bisa diingat dan dibawa hingga mereka dewasa nanti, sehingga hubungan dengan orang tua menjadi renggang.
5. Tidak Memahami Situasi Gawat
Ada satu kondisi dimana orang tua bisa berbicara dengan keras, yakni dalam kondisi bahaya. Misalnya, anak Anda tiba-tiba saja memegang pisau, Anda pasti akan mengatakan Stop! dengan nada keras. Anak akan belajar bahwa ketika orang tuanya berkata dengan nada keras seperti ini, artinya ada situasi gawat dimana dia harus berhenti.
Namun bila orang tua sudah terbiasa menggunakan nada keras setiap saat, maka anak menjadi tidak bisa membedakan mana situasi gawat dan mana kondisi orang tuanya marah padanya.
6. Tidak Terbuka Pada Orang Tua
Dampak jangka panjang karena terlalu sering dimarahi dan dibentak, yakni anak akan enggan dan bahkan takut bicara dengan orang tuanya. Ia bisa menjadi anak yang tertutup, sulit terbuka kepada orang tua.
Pada saat dewasa, ia bisa cenderung lebih mempercayai orang lain, yang tentu saja beresiko menjerumuskannya pada hal-hal yang buruk.