Banyak orang bilang, emas itu harganya nggak akan pernah turun. Kenyataannya, membeli emas tetap harus mempertimbangkan momentum dan komitmen waktu.
Saat beli emas, akan ada dua harga yang ditampilkan pada konsumen, yaitu Harga Beli dan Harga Jual. Harga beli pasti lebih mahal daripada harga jual dengan selisih yang bisa mencapai belasan persen. Bisa dibilang, belum apa-apa kita udah “rugi” ketika membeli emas.
Karena itu, perlu ada waktu tunggu agar harga emas jual emas naik melampaui harga beli kita.
Tren harga emas memang naik, tapi ada fluktuasi harga emas di tengah tren tersebut. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mempertimbangkan jangka waktu penyimpanan emas dalam jangka waktu yang cukup panjang, bahkan sampai bertahun-tahun.
Perlu diketahui juga, emas bisa mengalami penurunan harga yang terjadi puluhan tahun lamanya. Pertanyaannya, apakah kita bisa menunggu selama itu?
Contoh, ketika harga emas merosot sejak harga tertinggi di tahun 1980, jika seseorang membeli emas pada tahun 1980, ia harus menunggu 28 tahun untuk bisa menjual pada harga yang sama. Siapkah kamu menunggu selama itu?
Kenapa sih harga emas naik-turun gitu? Harga emas dipengaruhi oleh berbagai faktor.
1. Stabilitas Politik dan Ekonomi
Ketika politik lagi bergejolak, orang-orang cenderung khawatir nilai mata uangnya jatuh atau harga saham melemah sehingga mereka beralih ke aset yang stabil, salah satunya adalah emas.
2. Suku Bunga The Fed
Jika The Fed menurunkan suku bunga, orang-orang yang memiliki USD cenderung akan mengalihkan kekayaannya dalam bentuk lain, salah satunya adalah emas.
Penurunan suku bunga The Fed meningkatkan permintaan emas sehingga harga emas meningkat.
3. Penemuan Tambang Emas Baru
Sesuai dengan hukum ekonomi, jika ketersediaan barang melimpah, tapi jumlah peminatnya sama, harganya cenderung akan turun.
Jadi, sebelum memutuskan untuk beli emas, pastikan dirimu dibekali pengetahuan yang baik. Tanpa pertimbangan yang cermat, emas bukan untung malah buntung.