tekno.detakhukum.id – Peretasan dalam aplikasi WhatsApp memungkinkan orang ketiga memblokir akses pengguna WhatsApp dari akun mereka sendiri untuk waktu yang cukup lama.
Dilansir dari laman Forbes, untuk memicu terjadinya peretasan, peretas harus menginstall aplikasi WhatsApp dan mencoba masuk menggunakan nomor pengguna dengan meminta kode otentikasi.
WhatsApp akan mengirimkan kode ke pengguna, tetapi itu akan memblokir proses verifikasi selama 12 jam. Pengguna tidak akan mengetahui bahwa peretasan sedang terjadi, tetapi akan ada banyak kode verifikasi yang masuk.
Peretas kemudian harus menyiapkan alamat email dan mengirim “permintaan telepon yang hilang/dicuri” ke WhatsApp untuk menonaktifkan akun pengguna. WhatsApp kemudian akan mengunci pengguna dari aplikasinya sendiri.

Peretas harus mengulangi siklus 12 jam sejumlah dua kali. Setelah selesai, baik peretas dan pengguna akan melihat pesan “Coba lagi setelah 1 detik” yang sama saat mencoba masuk.
Seluruh proses peretasan memakan waktu sekitar 36 jam. Pada akhirnya, peretas tidak mendapatkan akses ke akun pengguna, hanya dapat memblokir pengguna dari chat selama beberapa hari.
WhatsApp mengetahui serangan tersebut dan mengatakan pengguna harus mempertimbangkan untuk memberikan alamat email dengan verifikasi dua langka untuk membantu tim layanan WhatsApp dalam meningkatkan keamanan.
Cara Mengaktifkan Verifikasi Dua Langkah
- Buka Setelan WhatsApp
- Ketuk Akun
- Ketuk Verifikasi dua langkah
- Aktifkan
- Masukkan PIN 6 digit yang kamu inginkan, lalu konfirmasi
- Berikan alamat email yang dapat kamu akes.
- Ketuk Lanjut
- Konfirmasikan alamat email
- Lalu ketuk Simpan atau Selesai
Jika masalah ini terjadi, pengguna harus mencoba menghubungi WhatsApp sendiri dan menjelaskan bahwa mereka mungkin menjadi sasaran peretasan. Setelah banyak isu kebocoran privasi pengguna WhatsApp, layanan WhatsApp dinilai harus ditingkatkan.
Terlebih aplikasi chat pesaing seperti Telegram dan Signal juga mencatatkan kenaikan pengguna yang signifikan sejak tahun 2021. (narasi)