Pernah dengar istilah jodoh itu biasanya mirip? Lalu kamu coba ngecek satu per satu lawan jenis yang mukanya hampir mirip sama kamu. Terus kamu baper-baper sendiri. Kebetulan yang kamu mirip-miripin anak paling kece di sekolah atau kampus.
Eh tapi kok nggak jodoh?
Ya karena jodoh itu bukan tentang siapa mirip siapa. Ada orang yang hidungnya mancung tapi jodohnya berhidung minimalis. Ada orang yang ngga sama persis tapi ditakdirkan bersama.
Katanya jodoh itu sekufu, sesuai dengan diri kita. Kalo diri kita baik, jodohnya anak baik-baik. Kalo dapetnya nggak baik, berarti kitanya ngga baik.
Eh tapi kok ada orang baik yang berjodoh dengan orang nggak baik?
Ya karena jodoh itu seringnya memang seperti cermin. Sama persis seperti diri kita. Tapi kadangkala jodoh itu juga ujian. Berbanding terbalik dengan diri kita. Semata untuk menguji keimanan.
Katanya jodoh itu yang kita yakini dan memberikan kenyamanan? Eh tapi kok yang aku sayangi, membuatku nyaman dan aku yakini jadi jodohku malah memilih orang lain untuk mendampingi hidupnya?
Jodoh itu bukan jangkauan kita. Kita tak pernah tau siapa jodoh kita. Orang yg kita cintai, orang yang mencintai kita. Orang yang kita benci atau orang yg sama sekali nggak kita kenal. Semuanya memiliki peluang menjadi bagian dari kehidupan kita.
Hanya biasanya, jodoh itu sudah berada dalam lingkaran kita. Di dalam ruang lingkup pergaulan maupun lingkungan yang kita pun nggak kenal sebelumnya, ada penghubung di antara kamu dan dia yang berada dalam lingkaran mu.
Selain itu juga setelah kamu istikhoroh dan senantiasa meminta petunjuk Allah. Jalan jodohmu dengannya dipermudah.
