detakhukum.id, Bogor – Bupati Bogor, Rudy Susmanto menyambut kedatangan Mahkota Binokasih dari Keraton Sumedang Larang. Rudy mengungkapkan, untuk pertama kalinya Mahkota Binokasih kembali ke Kabupaten Bogor setelah 600 tahun. Kedatangan Mahkota Binokasih menjadi simbol titik awal kebangkitan Bumi Tegar Beriman, Kuta Udaya Wangsa.
Kirab Panji dan Mahkota Binokasih dilaksanakan dari SMK Negeri 1 Cibinong menuju Auditorium Sekretariat Daerah, Cibinong, Senin (21/4/2025).
Hadir Radya Anom Keraton Sumedang Larang, Raden Luky Djohari Soemawilaga beserta permaisuri. Salatin Asyrof Azzahro Trah Kesultanan, Andi Syahriansyah Alwi A. Forum Dzurriyat Kesultanan Banten, Tubagus Irwan Kurniawan. Kesultanan Riau Lingga, Teungku Armizan Al Quds. Kerajaan Pajajaran, Raden Zubair. Kerajaan Samudera Pasai, Syarif Haji Teuku Badrudin Syah.
Panglima Puragabaya, Raden Dedi Kusmayadi. Dewan Karsian Keraton, Raden Endi Setiaji. Wakil Bupati Bogor, Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Danlanud ATS, Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Bogor, perwakilan Forkopimda Kabupaten Bogor, Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Bogor, Ketua TP PKK Kabupaten Bogor, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Ketua DWP Kabupaten Bogor, jajaran Pemerintah Kabupaten Bogor, para seniman dan budayawan Kabupaten Bogor.
Mahkota Binokasih merupakan benda pusaka peninggalan kerajaan Sunda yang berpindah ke Kerajaan Sumedang Larang. Mahkota ini dibuat pada abad ke-14 oleh Prabu Bunisora Suradipati dari Kerajaan Galuh. Terbuat dari emas murni seberat sekitar 8 kilogram, Mahkota Binokasih dihiasi dengan batu giok lokal. Mahkota ini melambangkan kebesaran dan legitimasi kekuasaan raja-raja Sunda.
Bupati Bogor, Rudy Susmanto mengatakan, atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Bogor mengucapkan selamat datang di Kabupaten Bogor. Merupakan suatu kebanggaan kami warga Kabupaten Bogor bisa melihat kembali secara langsung mahkota yang meninggalkan Kabupaten bogor sekian ratus tahun yang lalu, alhamdulillah hari ini ada di tengah-tengah kita bersama.
“Pertama kalinya Mahkota Binokasih kembali ke Kabupaten Bogor, dan kami kirab bersama-sama masuk ke kantor Pemerintah Kabupaten Bogor,” kata Rudy.
Rudy menambahkan, terima kasih atas kehormatan yang diberikan kepada Kabupaten Bogor, Mahkota Binokasih diperkenankan untuk dapat singgah satu malam di Kabupaten Bogor. Hal ini menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi kami dan seluruh masyarakat Kabupaten Bogor
“Singgahnya Mahkota Binokasih menjadi simbol titik awal kabangkitan Bumi Tegar Beriman dengan semboyan Kuta Udaya Wangsa,” ungkap Rudy.
“Kirab yang disaksikan ini bukan hanya akan menjadi tontonan saja, namun menjadi pengingat akan harga diri nenek moyang kita pada masa lalu yang membentuk jati diri masyarakat Sunda masa kini,” tandas Rudy.
Rudy juga mengucapkan terima kasih bukan sekadar bisa melihat sebuah mahkota, tapi juga atas dukungan yang diberikan oleh Keraton Sumedang Larang kepada saya dan bapak Jaro Ade memimpin masyarakat Kabupaten Bogor. Kami mohon doa dari para kyai, para ulama, para sesepuh.
“Kami hanya punya pemikiran, kami hanya punya tenaga, kami hanya punya keikhlasan hati ingin membangun Kabupaten Bogor agar lima tahun ke depan lebih aman, lebih adil dan makmur,” ujar Rudy kepada wartawan.
Radya Anom Luky Djohari Soemawinata dari Kerajaan Sumedang Larang menjelaskan Mahkota Binokasih Sanghyang Pake ini bukan hanya sekadar barang pusaka yang dijaga dan dirawat. Menurut dia, mahkota bersejarah ini menjadi simbol kasih sayang, kebijaksanaan, dan identitas budaya masyarakat Sunda.
“Dengan membawa mahkota ini dari Sumedang ke Kabupaten Bogor, menjadikan Kirab Panji dan Mahkota Binokasih Sanghyang Pake bukan hanya bentuk seremoni, tetapi juga sebuah langkah edukatif dan reflektif jati diri bangsa berakar pada peradaban luhur nusantara, kata Radya Anom Luky Djohari Soemawinata.
Usai prosesi kirab Mahkota Binokasih Sanghyang Pake pada sore harinya, Masyarakat juga disuguhi kemeriahan pesta rakyat dan acar ditutup wayang golek malamnya. (Spd)