Namun demikian kata Bima Arya, untuk vaksinasi tahap awal nanti kuotanya hanya 20 persen dari jumlah yang sudah ditetapkan atau kurang lebih jumlahnya 160 ribu warga. Dari jumlah tersebut nantinya akan di sortir kembali, salah satu diantaranya warga yang tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
“Jadi, kita tetapkan sasaran seperti apa, kita perlu untuk memastikan administratifnya terpenuhi, kita kroscek dengan Disdukcapil dan yang lainnya. Setelah target usia secara keseluruhan, disamping usia produktif, pemberian vaksin juga didasari skala prioritas. Diantaranya para tenaga pendidik, pelayan publik termasuk didalamnya ASN, TNI dan Polri, baru kemudian yang lainnya,” sebutnya.
Mengenai teknis simulasi pemberian vaksin (vaksinasi). Mulai dimana tempatnya, siapa petugas dan prosesnya bagaimana. Kota Bogor telah melakukan simulasi berkali-kali dan berjalan lancar, yang diikuti semua kalangan, khususnya para pelayan publik.
Kepada para peserta yang mengikuti secara virtual, simulasi terakhir di Kota Bogor turut disaksikan dan ditinjau Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam pesannya kata Bima Arya, Presiden mengingatkan agar tetap jaga jarak, tidak berkerumun, petugas harus menggunakan sarung tangan.
Hal lainnya yang ditekankan adalah tersedianya tempat penyimpanan yang sesuai aturan dan protokol kesehatan serta kapasitas tempat vaksinasi menjadi hal yang disoroti Presiden. Presiden juga meminta kajian data atau informasi jumlah dalam sehari melakukan vaksinasi.
“Sosialisasi, edukasi, identifikasi target dan teknis pemberian dilapangan, ini hal yang utama. Tahapan yang ada terus kami koordinasikan dan kami sempurnakan. Artinya kapanpun vaksin datang, kami semua sudah siap,” pungkasnya. (Prokompim)