detakhukum.id – Setelah berbulan-bulan pembelajaran dilakukan secara daring akibat pandemi COVID-19, kini sekolah-sekolah telah bersiap untuk dibuka kembali. Di Indonesia misalnya, pembelajaran tatap muka akan dimulai pada Januari 2021.
Namun, pembelajaran tatap muka ini harus mendapatkan izin dari pemerintah daerah. Selain itu, sekolah juga harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Meskipun sekolah sudah dibuka, orang tua tetap berhak menentukan apakah anak mereka akan mengikuti proses pembelajaran tatap muka di sekolah atau tidak.
“Daerah dan sekolah sampai sekarang kalau siap tatap muka ingin tatap muka, segera tingkatkan kesiapan untuk melaksanakan (pembelajaran tatap muka) ini,” Ujar Nadiem Makarim (Jumat, 20 November 2020).
Alasan sejumlah negara sudah mulai membuka sekolah, meski pandemi belum usai.
Daftar isi
1. Kasus positif tak terlalu banyak ditemukan di sekolah
Public Health England (PHE) mensurvei 1 juta anak pra-sekolah dan sekolah dasar do 30 tempat di Inggris pada bulan Juni.
Hasilnya 70 anak dan 128 staf terjangkit virus corona: 66% penularannya para staf sekolah, “hanya” ada 2 kasus penularan dari anak ke anak.
2. Risiko penularan di sekolah tidak semasif di tempat lainnya
Sekolah dengan aturan protokol kesehatan yang ketat, seperti tetap menjaga jarak dan menjaga kebersihan, memiliki angka penularan yang lebih sedikit.
3. Anak-anak yang terpapar Covid-19 cenderung tidak bergejala berat
Namun, risikonya tetap ada. Apalagi di sekolah yang jumlah muridnya banyak.
Para siswa tetap harus berhati-hati, karena masih ada potensi penularan dari orang dewasa ke anak, begitu pula sebaliknya.
Risiko penularan yang terjadi di lingkungan sekolah relatif rendah, tapi bukan berarti tidak ada.
Di AS, laju penularan dua kali lipat justru terjadi pada anak-anak berusia 12-17 tahun, ketimbang mereka yang berusia 5-11 tahun.
Yang perlu diperhatikan saat sekolah kembali dibuka.

- Terdapat ventilasi ruangan yang baik.
- Melakukan desinfeksi secara teratur.
- Lebih rajin mencuci tangan.
- Batasi kontak di kantin, bus sekolah, atau mobil antar jemput.
- Memakai masker dan jaga jarak.
- Memberi perlindungan lebih baik bagi guru dan murid yang termasuk kelompok rentan.