detakhukum.id, Kab Rokan Hulu – kasus mafia tanah yang diduga melibatkan beberapa oknum menguasai tanah milik ahli waris Nurdin bin Nur Abidin yang berada di wilayah RT.07, RW.04, Dusun II Air Hitam, Desa Teluk Sono, Kec. Bonai Darussalam, Kab. Rokan Hulu, Riau, kembali memanas.
Akibat adanya plang papan nama pemilik tanah atas nama ahli waris Nurdin itu, yang telah dipasang di atas tanahnya sendiri dicabut oleh seorang oknum warga setempat yang identitasnya telah diketahui.
Menurut informasi, kejadian pencabutan plang papan nama terjadi hari Minggu tanggal 1 Oktober 2023 sekitar jam 08.40 wib.
Sebelumnya, nenek Rusni (68) tahun bersama kedua anak perempuannya selaku ahli waris dari almarhum Nurdin, telah memasang papan nama yang dilaksanakan oleh petugas khusus.
Atas kejadian ini, sangat disayangkan tindakan yang dilakukan oknum warga yang tidak bertanggung jawab, padahal sudah ada petugas khusus saya percayakan bernama Ridwan untuk mengamankan tanah kami, merawat dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, tapi tetap saja plang yang sudah kita pasang di tanah sendiri dicabut oleh satu orang warga setempat, tutur Rusni, Pada detakhukum (1/10/2023).

Apanya yang salah kami memasang plang papan nama agar orang lain bisa tahu kalau ini tanah ahli waris almarhum Nurdin, kata Riduan.
Plang nama yang dipasang itukan di atas tanah milik ahli waris Nurdin sendiri, bukan di tanah milik orang lain”, tegas Riduan.
“Tanah ini seluas 20,000 meter dengan ukuran 100 x 200 meter berdasarkan SKPT Nomor 04/III/1986 atas nama Nurdin yang dikeluarkan oleh Kepala Desa Teluk Sono”.
“Walaupun tanah tersebut milik ahli waris namun kami sebelum memasang papan nama tersebut telah menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada aparatur pemerintahan setempat karena kami memiliki etika, sedangkan papan nama yang dipasang ada 2 buah dengan posisi di depan dan belakang,kata Ridwan.
Maksud tujuan kami pasang papan nama sebagai perhatian. Dimana akhir-akhir ini ada pihak lain yang nekad menambah bangunannya menjadi 2 lantai, padahal sudah kami peringatkan.
“Pemasangan papan nama ini merupakan amanah sebelum pak Nurdin meninggal dunia tahun 2013 lalu, walaupun baru terlaksana saat ini”.
Bahkan sebelumnya, kami pernah mengukur ulang tanah tersebut, Jika ada pihak yang keberatan dengan dipasangnya papan nama ini, dan merasa miliknya juga, maka tolong tunjukan saja suratnya seperti apa dan dikeluarkan tahun berapa, ahli waris Nurdin tidak akan pernah berhenti berjuang demi keadilan, tantang Riduan. (wan)