detakhukum.id – Kamala Harris mencetak sejarah. Setelah dikukuhkan pada Januari nanti, ia akan menjadi wakil presiden AS pertama yang perempuan, berkulit hitam, dan berdarah Asia-Amerika.
Harris kerap berkata identitasnya yang unik ini membuatnya cocok merepresentasikan rakyat Amerika yang berada di batas-batas itu.
“Pemilu kali ini jauh lebih besar daripada Joe dan saya. Ini tentang jiwa Amerika dan keinginan kita untuk memperjuangkannya,” ujar Harris di Twitter.
Siapakah Kama Harris?
Setahun lalu, senator dari California ini menarik perhatian orang lantaran penampilannya yang kuat dalam debat Partai Demokrat. Dalam salah satu debat, ia menyerang lawannya, Joe Biden, yang dituduhnya mendukung kebijakan rasis di masa lalu.
Di akhir 2019, kampanye presiden Harris gagal. Tapi setelah Biden menjadi nominasi dari Demokrat, Harris dipilih menjadi pasangan cawapres.
Kamala Harris lahir dari dua orang tua imigran: ibu dari india dan ayah dari Jamaika. Setelah perceraian orang tuanya, Harris dibesarkan oleh ibunya yang beragama Hindu.
Warisan Kulit Hitam
Ibunya, Shyamala Gopalan Harris adalah seorang peneliti kanker dan aktivis hak-hak sipil. Dalam autobiografinya, Harris menulis sang ibu membesarkan kedua putrinya (Kamala dan adiknya, Maya), dengan menyadari mereka akan dilihat sebagai perempuan kulit hitam di AS.
“Dia menyakinkan kami tumbuh menjadi perempuan kulit hitam yang percaya diri dan bangga,” tulis Harris.
Mengenai permasalahan rasial, saya meyakini bahwa isu ini belum dibicarakan dengan jujur dan sungguh-sungguh.” 27 juni 2019.
Seorang Jaksa Tangguh
Meski beraliran kiri dalam isu seperti pernikahan sesama jenis dan hukuman mati, ia kerap dikritik kurang progresif oleh sesama anggota Partai Demokrat.
Sebagai jaksa, Kamala terkenal tangguh. “Kamala adalah polisi” merupakan slogan yang paling sering dipakai oleh para pengkritiknya.
Kamala Harris adalah wakil presiden perempuan, kulit hitam, dan Asia-Amerika pertama dalam sejarah Amerika Serikat.
“Saya mungkin perempuan pertama yang memegang jabatan ini, tapi saya tidak akan jadi yang terakhir,” Pidato kemenangan di Wilmington, Delaware Sabtu (07/11) malam waktu setempat.
